Jumat, 08 Agustus 2014

SERVER MANAJEMEN DAN KLASIFIKASI IP KELAS A, B DAN C




Pengertian server

Peladen (dikenal luas sebagai Server) adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota jaringan.
Contoh sistem operasi server adalah Windows NT 3.51, dan dilanjutkan dengan Windows NT 4.0. Saat ini sistem yang cukup populer adalah Windows 2000 Server dan Windows Server 2003, kemudian Sun Solaris, Unix, dan GNU/Linux.
Fungsi server sangat banyak, misalnya untuk situs internet, ilmu pengetahuan, atau sekedar penyimpanan data. Namun yang paling umum adalah untuk mengkoneksikan komputer client ke Internet

macam-macam server
Dilihat dari fungsinya, server bisa di kategorikan dalam beberapa jenis, seperti: server aplikasi (application server), server data (data server) maupun server proxy (proxy server). Server aplikasi adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi. Server proxy berfungsi untuk mengatur lalu lintas di jaringan melalui pengaturan proxy. Orang awam lebih mengenal proxy server untuk mengkoneksikan komputer client ke Internet.


Manajemen Server
Manajemen server adalah tindakan/ kegiatan yang dilakukan agar sebuah server dapat bekerja dengan seefisien mungkin dan dapat bekerja dengan baik tanpa adanya masalah yang memungkinkan terjadinya sebuah server gagal berfungsi (down) atau terganggu kinerjanya.

Dalam manajemen server ada beberapa hal yang perlu diketahui diantaranya adalah : perangkat (hardware) jaringan apa saja yang digunakan, arsitektur (topology/design) jaringan komputer yang dipilih beserta kelemahan dan kelebihannya serta layanan apa saja yang digunakan oleh server yang ingin di kelola (management). Tanpa adanya informasi-informasi tersebut seorang administrator server management akan kesulitan dalam mengelolanya.

Di dalam sebuah server semua perangkat seperti system operasi, hardware, aplikasi dan jaringan merupakan elemen yang sangat penting dan mutlak harus ada, karena tanpa adanya salah satu dari komponen tersebut maka server tidak akan dapat bekerja. Contoh : Sebuah server sudah dikelola (manajemen) dengan baik dan benar, termasuk aplikasi dan Sistem operasinya, tetapi tidak ada jaringan yang menghubungkan antara computer dan client, maka server tersebut tidak akan dapat melayani client karena tidak ada perangkat komunikasi diantara keduanya.

Pengelolaan Server :
Idealnya pada setiap perusahaan yang mempunyai server sendiri untuk website-website yang dimiliki. Perusahaan  membutuhkan Admin yang bertugas untuk memelihara dan memonitoring server  dan staf khusus untuk menghandle server tersebut. Tentunya hal ini dating dengan sebuah konsekwensi sendiri yang perlu untuk diperhatikan, yaitu:

Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk tim administrator server biasanya relatif besar. Diantaranya adalah pengeluaran untuk gaji, tunjangan dan biaya lainnya.              

Jaminan Pemeliharaan Jangka Panjang
Hal ini sering dialami oleh beberapa pemilik server/ website ketika administrator yang mereka miliki meninggalkan pekerjaan (resign). Maka server yang dimiliki perusahaan menjadi tidak terawat dan tidak ada yang memelihara.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam mengelola sebuah server diantaranya adalah :

Server Monitoring
  •  Memastikan bahwa DNS Server telah tersetting sebagaimana mestinya.
  • Mengawasi server apakah berfungsi dengan baik atau tidak.
  • Mengelola log server dan menganalisa trafik terhadap server dalam bentuk laporan berkala.
Server Management
  • Mengatur struktur direktori di server.
  • Bertanggungjawab terhadap konfigurasi server baik dari sisi keamanan maupun fitur-fitur (modul) yang perlu di sediakan.
  •  Membuat user dan mengatur hak akses nya masing-masing.
  • Membuat Account user untuk mengakses web dan database server.

Server Update
  • Melakukan proses update terhadap operating system yang digunakan, misalkan update patch dsb.
  • Melakukan proses update terhadap perangkat lunak pendukung portal yang digunakan, misalnya PHP, MySQL dll.


System Recovery 
  •  Mengambil tindakan secepatnya bila terjadi error/trouble dalam operating system.
  • Mengambil tindakan secepatnya bisa terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh sistem.

Space Monitoring 
  •  Mengawasi pemakaian space server

Backup
  •  Melakukan proses backup data secara berkala
Klasifikasi IP Address

Klasifikasi IP
Ketika perancang protokol IP menciptakan skema pengalamatan IP, mereka menugaskan angka acak dari bit-bit di dalam IP untuk mengidentifikasi network ID. Sisa bit yang ada kemudian digunakan untuk mengidentifikasi host ID. Misalnya, setengah dari IP address 32 bit, yaitu 16 bit digunakan untuk network ID, dan sisanya, 16 bit juga digunakan untuk host ID. Jadi dengan skema ini, di dalam sebuah internet akan terdapat 65.536 jumlah network yang di dalam masing-masing network terdapat 65.536 host.
Di awal-awal tumbuhnya internet, skema seperti tadi menjadi terlalu berlebihan dari apa yang dibutuhkan. Para perancang IP telah menyadari bahwa beberapa networks memiliki hanya ribuan hosts. Misalnya sebuah network dengan 1000 komputer didalamnya bergabung ke internet dan dimasukkan ke dalam salah satu network ID tadi. Nah, karena network tersebut cuma memakai 1000 dari 65.536 host address yang tersedia, kira-kira lebih dari 64.000 IP address akan mubazir (sayang kan?).

Untuk mengatasi masalah tersebut, konsep IP address classes (kelas IP) diperkenalkan. IP protocol memisahkan 5 kelas alamat yang berbeda-beda: A, B, C, D, dan E. Setiap kelas dari ketiga kelas pertama (A hingga C) menggunakan ukuran yang berbeda untuk menentukan porsi network ID dan host ID nya. Class D digunakan untuk kebutuhkan khusus, yang disebut multicast address. Class E adalah eksperimental dan tidak digunakan.
Empat bit pertama dari IP address digunakan untuk menentukan kelas-kelas IP address:
1. Jika bit pertama 0, maka address = Class A address.
2. Jika bit pertama 1 dan bit kedua 0, maka address = Class B address.
3. Jika dua bit pertama 1, dan bit ketiga 0, maka address = Class C address.
4. Jika tiga bit pertama 1, dan bit keempat 0, maka address = Class D address.
5. Jika empat bit pertama 1, maka address = Class E address.



Berikut adalah penjelasan lebih lanjut :
Class A address
Class A Address dirancang untuk network yang sangat besar. Di Class A address, octet pertama adalah network ID, dan tiga octet sisanya adalah host ID. Karena hanya 8 bit yang dipakai untuk network ID, dan bagian pertama dari bit-bit ini digunakan untuk mengidentifikasi bahwa address ini adalah Class A Address, maka hanya terdapat 126 Class A network yang tersedia di jaringan internet,yaitu dengan jangkauan dari 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx. Namun, tiap Class A network mampu menampung sebanyak lebih dari 16 juta hosts

Class B address
Di dalam Class B address, dua octet pertama dari IP address digunakan sebagai network ID dan dua octet kedua digunakan sebagai host ID. Sehingga, sebanyak 16.384 network di Class B tersedia. Semua Class B address berada pada jangkauan 128.xxx.yyy.zzz hingga 191.xxx.yyy.zzz. Tiap Class B address dapat mengakomodasi hingga lebih dari 65.000 hosts.

Class C address
Di dalam Class C address, tiga octet pertama digunakan untuk network ID, dan octet keempat digunakan untuk host ID. Dengan hanya 8 bit untuk host ID, tiap Class C network hanya mampu menampung sebanyak 254 hosts. Maka pada kelas C berada dalam jangkauan dari 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx.Tapi, dengan sisanya, yaitu 24 bit network ID, class C address mampu menampung hingga lebih dari 2 juta network.

Class D address
Pada jaringan IP Address kelas D, 4 bit pertama dari IP Address ini adalah 1 1 1 0. Sedangkan bit sisanya digunakan untuk grup host pada jaringan dengan range IP antara 224.0.0.0 – 239.255.255.255. IP Address Kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh sejumlah komputer. Multicasting berfungsi untuk mengirimkan informasi pada nomor host register. Host-host dikelompokkan dengan meregistrasi atau mendaftarkan dirinya kepada router lokal dengan menggunakan alamat multicast dari range alamat IP Address kelas D. Salah satu penggunaan multicast address pada internet saat ini adalah aplikasi real time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint) dengan menggunakan Mbone (Multicast Backbone).

Class E address
Pada jaringan IP Address kelas E, 4 bit pertama dari IP Address ini adalah 1 1 1 1. IP address kelas E mempunyai range antara 240.0.0.0 – 254.255.255.255. IP Address kelas E merupakan kelas IP address eksperimen yang dipersiapkan untuk peng¬gunaan IP Address di masa yang akan datang.




Keuntungan :
  • Berfungsi untuk mengatur alamat masing-masing komputer dalam suatu jaringan sehingga mempermudah dalam melakukan proses bertukar suatu informasi / mengakses internet.
  • Meningkatkan performance dan keamanan dalam jaringan.


Kerugian :

Ada beberapa larangan dalam menentukan IP, yaitu :
  • 127 tidak boleh digunakan sebagai net id dikarenakn net id 127/8 digunakan sebagai IP loopback, yaitu IP yang mengarah ke PC itu sendiri.
  • 0 tidak boleh digunakan sebagai net id di karenakan net id 0/0 digunakan untuk pengarahan ke semua komputer di internet.
  • 255 tidak boleh digunakan sebagai net id atau host name dikarenakan 255 digunakan untuk net mask dan IP broadcast (IP yang mengarah ke seluruh komputer pada jaringan).
Kesimpulan :

Sebuah alamat IP terdiri dari 4 set dari 8-bit (oktet) dengan total 32-bit, masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik (.). Untuk masing-masing dari 4 set oktet dalam sebuah alamat IP, nilai yang paling maksimum adalah 255 (mewakili oktet yang berisi semua). Oleh karena itu, nilai-nilai alamat IP berkisar dari 0.0.0.0 ke 255.255.255.255, yang diterjemahkan ke 3720314628 alamat IP yang berbeda.
Ada 4 klasifikasi IP address, yaitu klasifikasi A, B, dan C. Supaya antar komputer dengan komputer lain di butuhkan  suatu bahasa  yang sama dimana tidak bergantung dengan aplikasi yang dipakai dan hardware yang di pasang. Oleh karena itu dibutuhkan protokol. Untuk penanda  untuk  setiap komputer digunakan sebuah alamat  yaitu dengan IP Address.